ref: I never plan to fall in love
It just happens…
But if you asked me when
Only one thing I can say
I don’t know, the feelings just
grow that way
Kau datang ke kotaku di suatu
malam bulan Januari yang
dingin.
Aku tidak melihat
kedatanganmu saat itu.
Aku hanya bisa merasakan
sesuatu yang berbeda baru
saja terjadi dalam hidupku.
Aku bisa mendengar detak
jantungku yang cepat riuh
mengalahkan detak waktu
yang merambat perlahan.
Aku bisa mendengar
langkahmu mendekatiku.
Merasakan nafas yang kau
hela.
Tapi aku hanya memejamkan
mata.
Mencoba meyakinkan hatiku
apa itu kau?
Kita dua orang asing yang
bertemu di persimpangan.
Saat rinai hujan mulai
mengakrabi pagi yang dingin.
Entah dari mana keberanian
itu datang
Aku mengajakmu berkeliling
Kita bertukar cerita dan cita
Lalu saling jatuh cinta
Begitu sederhana
Bahkan ini bukan tentang
kemarin.
Sepuluh tahun yang lalu.
Atau sebut saja rentang waktu
yang kau inginkan.
Semisal mengenalmu
berabad-abad silam.
Melihat diriku di dirimu.
Mungkin ini takdir, kataku
saat itu.
Ah, tahu apa kau tentang
takdir,katamu.
Kita hanya tertawa.
Mencoba mengabaikan dunia.
Namun tahukah kau?
Ada ragu yang selalu saja
hadir mengusik kebersamaan
kita.
Menghantui setiap malam di
mana kita bercengkrama.
Aku berusaha keras
mengabaikannya.
Atas nama rasa yang telah
mengikat kita.
Tapi , ternyata aku tak cukup
kuat untuk itu.
Maka ketika kau meminta
pergi.
Aku hanya bisa menatap
matamu.
Mencari cahaya yang selama
ini menuntunku hingga
menemukanmu.
Tapi, aku menemukannya
redup di sana.
Tertutupi luka yang sangat.
Lalu, aku tak punya pilihan
lain selain melepasmu.
Tidak!
Aku mohon jangan begini.
Cukup Tuhan saja yang harus
aku hadapi.
Sungguh aku tak mengira
akan membuatmu seperti ini.
Jangan buat aku semakin
tersiksa.
Mungkin memang kau harus
pergi.
Agar kita tak lagi saling
menyakiti.
Tapi,tetap saja aku tidak
berani lagi membayangkan
kehilangan seperti apa yang
akan kita hadapi setelahnya.
Yang jelas, separuh jiwaku
juga lenyap.
Tapi apa bedanya?
Pertemuan ini…
Kisah ini…
Cinta ini…
Semua telah tertulis.
Dan aku tak bisa menolak.
Jadi aku takkan pernah
menyesal mengenalmu…
Jika berpisah membuatmu
lebih bahagia,
Pergilah...
It just happens…
But if you asked me when
Only one thing I can say
I don’t know, the feelings just
grow that way
Kau datang ke kotaku di suatu
malam bulan Januari yang
dingin.
Aku tidak melihat
kedatanganmu saat itu.
Aku hanya bisa merasakan
sesuatu yang berbeda baru
saja terjadi dalam hidupku.
Aku bisa mendengar detak
jantungku yang cepat riuh
mengalahkan detak waktu
yang merambat perlahan.
Aku bisa mendengar
langkahmu mendekatiku.
Merasakan nafas yang kau
hela.
Tapi aku hanya memejamkan
mata.
Mencoba meyakinkan hatiku
apa itu kau?
Kita dua orang asing yang
bertemu di persimpangan.
Saat rinai hujan mulai
mengakrabi pagi yang dingin.
Entah dari mana keberanian
itu datang
Aku mengajakmu berkeliling
Kita bertukar cerita dan cita
Lalu saling jatuh cinta
Begitu sederhana
Bahkan ini bukan tentang
kemarin.
Sepuluh tahun yang lalu.
Atau sebut saja rentang waktu
yang kau inginkan.
Semisal mengenalmu
berabad-abad silam.
Melihat diriku di dirimu.
Mungkin ini takdir, kataku
saat itu.
Ah, tahu apa kau tentang
takdir,katamu.
Kita hanya tertawa.
Mencoba mengabaikan dunia.
Namun tahukah kau?
Ada ragu yang selalu saja
hadir mengusik kebersamaan
kita.
Menghantui setiap malam di
mana kita bercengkrama.
Aku berusaha keras
mengabaikannya.
Atas nama rasa yang telah
mengikat kita.
Tapi , ternyata aku tak cukup
kuat untuk itu.
Maka ketika kau meminta
pergi.
Aku hanya bisa menatap
matamu.
Mencari cahaya yang selama
ini menuntunku hingga
menemukanmu.
Tapi, aku menemukannya
redup di sana.
Tertutupi luka yang sangat.
Lalu, aku tak punya pilihan
lain selain melepasmu.
Tidak!
Aku mohon jangan begini.
Cukup Tuhan saja yang harus
aku hadapi.
Sungguh aku tak mengira
akan membuatmu seperti ini.
Jangan buat aku semakin
tersiksa.
Mungkin memang kau harus
pergi.
Agar kita tak lagi saling
menyakiti.
Tapi,tetap saja aku tidak
berani lagi membayangkan
kehilangan seperti apa yang
akan kita hadapi setelahnya.
Yang jelas, separuh jiwaku
juga lenyap.
Tapi apa bedanya?
Pertemuan ini…
Kisah ini…
Cinta ini…
Semua telah tertulis.
Dan aku tak bisa menolak.
Jadi aku takkan pernah
menyesal mengenalmu…
Jika berpisah membuatmu
lebih bahagia,
Pergilah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar